Bendera Indonesia Merah Putih
Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1] Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[2] Di zaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[3] Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Sistem ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu pula. [4]
Jakarta Kebagian 22, Palembang 19
Senin, 27 September 2010 | 18:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 22 cabang olahraga SEA GAmes XXVI 2011 akan dihelat di Jakarta, sementara 19 lainnya di Palembang.
Hasil SEA Games Sports and Rules Commitee Meeting di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (27/9/2010) yang dihadiri oleh 11 NOC pers se- Asia Tenggara menyebutkan pambagian pelaksanaan cabang olahraga antara dua kota tuan rumah, Palembang dan DKI Jakarta. Sebanyak 22 cabang olahraga rencananya akan dihelat di Jakarta. Sementara 19 lainnya di Palembang.
Sementara Palembang akan menjadi tuan rumah bagi cabor atletik, baseball, biliar dan snooker, tinju, sepakbola, senam, sepak takraw, menembak, softball, tenis dan soft tenis, voli indoor, voli pantai, angkat besi, gulat, catur, fin swimming, renang, petaque, ski air, bridge, sepatu roda dan panjat tebing.
Menurut Wakil Ketua Umum KOI, Indra Kartasasmita pembagian cabor tersebut berdasarkan pertimbangan terbatasnya jumlah venue dan sarana olahraga lainnya. "Kami membagi menjadi dua kota karena jumlah venue terbatas," sebut Indra.
Khusus untuk cabor sepakbola, sistem kompetisi akan diibagi menjadi dua pool. Pool pertama akan bermain di Stadion Jakabaring, Palembang. Sementara pool lainnya bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Ajang SEA Games XXVI ini akan resmi dibuka lewat opening ceremony di Palembang, 11 November 2011 mendatang.
Indonesia sendiri sebelumnya telah tiga kali menjadi tuan rumah dalam perhelatan olahraga bergengsi Se-Asia Tenggara ini, yakni pada tahun 1979,1987 dan 1997.
Hasil SEA Games Sports and Rules Commitee Meeting di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin (27/9/2010) yang dihadiri oleh 11 NOC pers se- Asia Tenggara menyebutkan pambagian pelaksanaan cabang olahraga antara dua kota tuan rumah, Palembang dan DKI Jakarta. Sebanyak 22 cabang olahraga rencananya akan dihelat di Jakarta. Sementara 19 lainnya di Palembang.
<a href='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a82c006b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=599&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a82c006b' border='0' alt='' /></a>
Cabor yang di Jakarta meliputi panahan, bulutangkis, bola basket, boling, canoing, balap sepeda, equestrian, anggar, sepakbola dan futsal, judo, karate, rowing, layar, taekwondo, tenis meja, wushu, kempo, pencak silat, perahu naga, paragliding serta vovinam.Sementara Palembang akan menjadi tuan rumah bagi cabor atletik, baseball, biliar dan snooker, tinju, sepakbola, senam, sepak takraw, menembak, softball, tenis dan soft tenis, voli indoor, voli pantai, angkat besi, gulat, catur, fin swimming, renang, petaque, ski air, bridge, sepatu roda dan panjat tebing.
Menurut Wakil Ketua Umum KOI, Indra Kartasasmita pembagian cabor tersebut berdasarkan pertimbangan terbatasnya jumlah venue dan sarana olahraga lainnya. "Kami membagi menjadi dua kota karena jumlah venue terbatas," sebut Indra.
Khusus untuk cabor sepakbola, sistem kompetisi akan diibagi menjadi dua pool. Pool pertama akan bermain di Stadion Jakabaring, Palembang. Sementara pool lainnya bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Ajang SEA Games XXVI ini akan resmi dibuka lewat opening ceremony di Palembang, 11 November 2011 mendatang.
Indonesia sendiri sebelumnya telah tiga kali menjadi tuan rumah dalam perhelatan olahraga bergengsi Se-Asia Tenggara ini, yakni pada tahun 1979,1987 dan 1997.
Teka Teki yang lucu.
Jawab: Jus a friend..ga bisa jadi pacar
Bagaimana caranya mengetahui letak kepala & ekor cacing?
Jawab: Gelitik'i aja badannya, nti klo dia tertawa kegelian pasti terdengar swaranya & itu pasti kepalanya.
Jauh dekat 350 perak?
Jawab: SMS dong. Hahahahaha....
Sejarah Jembatan Ampera
www.palembang.go.id/
de untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi. Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergo-long nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu. Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).
Mengapa warga negara harus mendapat perlindungan hukum? Ada beberapa alasan yaitu:
a. Karena dalam beberapa hal warga negara dan badan hukum perdata tergantung pada keputusan dan ketetapan pemerintah, seperti kebutuhan terhadap ijin yang diperlukan untuk usaha perdagangan, perusahaan atau pertambangan perlu mendapat perlindungan hukum untuk memperoleh kepastian hukum, yang merupakan faktor penentu bagi kehidupan dunia usaha;
Langganan:
Postingan (Atom)